KRL Bogor – Jakarta
August 30, 2010 by heldi
Filed under Kota Bogor, its me - Heldi
Bagi para rekan-rekan yang bekerja di Jakarta yang setiap harinya harus berangkat kerja untuk mengejar sesuap nasi dan segenggam berlian di Ibukota tentunya tidak akan asing lagi salah satu moda transportasi ini. Dari pada menggunakan kendaraan baik pribadi atau umum yang sudah pasti terkena macet, lewat tol atau tidak pun pasti kena macet apalagi pada jam-jam sibuk. Mode transportasi yang menggunakan rel baja ini adalah salah satu alternatif yang banyak digunakan untuk mengejar waktu jam masuk kerja/sekolah atau keperluan lainnya di Jakarta.
Beberapa hari terakhir ini dalam rangka melaksanakan tugas, saya beberapa kali mencoba menggunakan alat transportasi yang terkenal dengan sebutan kereta KRL (Kereta Rel Listrik) Bogor Jakarta Kota, ternyata sebagai pemula yang sangat jarang menggunakan jasa anggkutan kereta/KRL apabila tidak membekali diri dengan beberapa pengetahuan tentang KRL ini maka akan mengalami kesulitan yang cukup membuat hati deg-deg-an ketika kita berada di dalam kereta.
Untuk itu pada postingan ini, saya mencoba untuk sharing tentang tips dan trik dalam menggunakan jasa kereta/KRL bagi warga kota Bogor yang ingin melakukan perjalanan ke Jakarta, terumata bagi yang jarang atau baru pertama kali menggunakan jasa transportasi ini.
Read more
Kondisi Panitia Pengadaan Barang Jasa di Kota Bogor
July 16, 2010 by heldi
Filed under Kota Bogor, its me - Heldi
Pada beberapa minggu kemarin difasilitasi oleh bagian penyusunan program (eproc kota Bogor) saya menghadiri pertemuan dengan para panitia pengadaan untuk koordinasi dan evaluasi tentang kinerja dari para panitia pengadaan di kota Bogor. Dari sekitar seratus lebih panitia yang sudah bersertifikat ternyata hanya sebagian kecil saja yang hadir.
Ada beberapa panitia terutama dari DCKTR / Dinas Cipta Karya dan Tanpa Rokok dan DBMP / Dinas Bebas Merokok dan Perokok
tidak dapat hadir dikarenakan sangat “Syuper Syibuk” melelangkan berpuluh-puluh atau mungkin bisa mencapai ratusan paket pekerjaan (halah lebay…) yang sedang berlangsung di OPD-nya, dimana di OPD tersebut memang terkenal banyak paket pekerjaan yang dilelangkan dari tahun ke tahunnya. Di satu sisi ternyata katanya panitia pegadaannya sangat terbatas, mungkin hanya 5 orang saja dalam satu OPD itu, sehingga untuk melelangkan berpuluh-puluh paket dalam waktu yang sempit akan sangat kewalahan, (nya enya atuh!!!), padahalkan panitia yang sudah bersertifikat di kota Bogor ini sudah seratusan lebih… kok masih bisa kurang yah?
Ohhh… katanya panitianya harus dari dinas sendiri saja…
Padahalkan keppres mengamanatkan panitia boleh dari dinas mana saja asal PNS dan sudah bersertifikat?
Ya itukan perintah dari Atasan…
Usulkan atuh?
Ya… saya sih oke-oke saja, tapi kan itu keinginan beliau…
Oke-oke saja => gimana amannya saja deh
nah ini dia budaya yang kurang maksimal yang harus dirubah….
Kemudian juga ada kasus pengadaan di Satpol PP, panitia pengadaan dari satpol PP mengeluhkan kurangnya panitia pengadaan yang bersertifikat yang dapat dijadikan sebagai panitia pengadaan, terutama panitia untuk jabatan ketua atau sekretaris atau panitia yang benar-benar bekerja bukan sekedar numpang nama saja. Meskipun di satpol PP sebenarnya tidak terlalu banyak paket pekerjaan yang harus dilelangkan, namun katanya dalam setiap tahun itu ada saja pekerjaan yang rutin harus dilelangkan.
Tetapi di satu sisi untuk saya pribadi yang berdinas di bappeda kota Bogor, saya setahun ini hanya menangani 1 paket pengadaan saja yaitu untuk pengadaan di seksi saya sendiri, padahal sertifikat saya sudah L-4 plus sertifikat TOT sebagai Instruktur Pengadaan Barang Jasa dari LKPP, berpengalaman pula hampir lebih dari 4 tahun baik sebagai anggota, sekretaris bahkan pernah menjadi ketua pengadaan. Katanya banyak yang kekurangan tenaga panitia pengadaan, tapi kok saya tidak pernah diundang jadi panitia lagi yah?
Kemudian ada kasus lainnya: banyak PNS yang telah lulus ujian sertifkasi pengadaan barang jasa di kota Bogor ini yang memang tidak mau menjadi panitia pengadaan, sehingga tidak pernah sekalipun menjadi panitia pengadaan, dana ada juga yang terpaksa menjadi panitia pengadaan tapi tidak bekerja sebagai panitia, jadi yang kerja mungkin hanya ketua panitianya saja, sedangkan anggota lainnya hanya sebagai penggembira saja, sehingga kalau nanti ada masalah maka tinggal menjawab dengan gampang saja, saya mah teuteurang nanaon, mung tandatangan sareng nampi hyonor hyungkul
Ada juga yang sudah lulus sertifikasi tapi terus menyembunyikan sertifikatnya dan tetap mengaku bahwa dia belum lulus sertifikasi, karena memang benar-benar tidak berminat menjadi panitia pengadaan.
Ada juga yang ikut ujian sertifikasi pengadaan tapi ikut ujiannya di daerah lain alias sembunyi-sembunyi, mungkin dia penasaran kepengin ikut atau mejajal kemamampuannya dalam penguasaan pengadaan barang/jasa tetapi takut diketahui teman-teman atau atasannya, sehingga setelah dia lulus dan mempunyai sertifikat pengadaan dia ada alasan untuk menolak untuk menjadi panitia, apalagi kalau pengadaannya cukup “rawan”, maklumlah jadi PNS itukan banyak takutnya, “cari aman saja…”
Kemudian ada juga pejabat yang saya yakin sebenarnya mampu untuk lulus sertifikasi pengadaan dan mampu menjadi panitia dan sebenarnya jabatannya sekarang menuntut dia untuk mempunyai sertifikat pengadaan barang jasa, namun “karena suatu hal dan hal lainnya” dia tidak mau lulus, sehingga kalau ikut ujian, jawabannya hanya diisi sebagian kecil saja katanya, dan itu juga diisi sembarangan saja. Padahal dalam tugas sehari-harinya menuntut dia untuk memilki sertifikasi pengadaan meskipun bukan sebagai panitia/PPK tapi dengan adanya sertifkat tersebut tentunya akan lebih legitimate terhadap jabatan dan pekerjaannya. Yah semacam di LKPP lah, meskipun tidak diwajibkan semuanya bersertifikat pengadaan, masa sih pegawai LKPP tidak mempunyai sertifikasi pengadaan, begitulah contohnya…
Dari cerita “ngalor-ngidul” di atas, sedikit banyak dapat terlihat bagaimana kondisi dari para PNS yang mempunyai sertifkat pengadaan barang/jasa yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kondisi pengadaan barang/jasa di kota Bogor tercinta ini.
Sangat beragam profil dari panitia pengadaan ini, ditambah dengan alasan-alasan umum yang menjadikan tugas sebagai panitia pengadaan ini kurang menarik seperti; honornya kecil tapi resikonya besar, banyak keinginan dari atas lah, kerjaannya banyak (kalau panitia ini benar2 bekerja, tentunya sebenarnya sangat banyak pekerjaan dalam melelangkan suatu barang/jasa yang dibutuhkan), dsb.
Disatu sisi sebenarnya ada juga yang sebenarnya menikmati jadi panitia pengadaan ini dan tentunya dengan beragam motivasi, “salah satunya” seperti saya mungkin karena memang sudah “terlahir melalui penunjukan langsung” oleh ibu saya sebagai pejabat pengadaan-nya dan bapak saya sebagai PPK-nya tentunya memang sudah kadung cinta dengan materi pengadaan barang/jasa ini, yah seperti mengajarlah… ada istilah “when teaching is calling” jadi yah memang seberat apapun pekerjaan dan resiko dan sekecil apapun honornya, deep in my heart tetap saja sebenarnya saya ini sudah kadung cinta dengan masalah pengadaan barang jasa ini, ini merupakan cinta ke tiga saya setelah; komputer/internet/SIG/SIM dan dunia pendidikan/mengajar. Bahkan sekarang ini saya sedang menikmati cinta segitiga dengan “mereka”, sekarang ini saya diberi kesempatan untuk “Mengajar tentang Pengadaan Barang Jasa baik dari swasta atau LKPP” dan juga sedang “Melelangkan Pekerjaan Tentang Komputer (Sist Informasi/Internet)”. Cinta Segitiga ini lebih nikmat dan halal dari threesome nya Ariel-Luna-Cut Tari… halah ngelantur deh
Kemudian “salah duanya”ada juga yang memang menikmati dunia pengadaan barang jasa ini karena memang banyak setoran di luar honornya ah… off the record ini mah ditambah juga yaitu “salah tiganya” ada yang menikmati setoran dari luar tapi bukan sebagai panitia pengadaan,. yaitu itu dia yang menitip-nitipkan proyek yang menyuruh mengatur-ngatur pemenang dan biasanya pastilah jabatan strukturalnya lebih tinggi dari para panitianya
Nah dari “ngalor-ngidul” di atas dapat dilihat beberapa ragam kondisi dari panitia pengadaan (PNS yang bersertifkat Pengadaan Barang/Jasa) yang ada, tentunya treatment untuk pengaturan para panitia ini tidak bisa hanya sekedar membuat pokja-pokja dengan membagi-bagi para panitia dalam 3 kategori yaitu, pokja untuk pemborongan/konstruksi, konsultan, barang/jasa lainnya, tetapi harus lebih banyak lagi treatment yang dapat mengatur dan meningkatkan kemampuan dan tentunya motivasi para pns bersertifikat ini agar dapat bekerja dengan baik dan benar sebagai panitia pengadaan.
Contohnya mungkin dengan memberikan bintek/seminar tentang materi-materi pendalaman dalam pengadaan barang jasa (PBJ) seperti materi pembuatan HPS (yang sekarang ini banyak asal-asalan), pembuatan legal drafting/kontrak, pembuatan dokumen, evaluasi penawaran, TKDN, dsb. Kemudian juga pemberian sosialisasi yang lebih mendalam kepada para pengguna anggara tentang PBJ, agar para pengguna anggaran atau KPA-nya seperti kepala dinas/skpd atau kepala bidang dapat mengerti alur dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam PBJ, seperti bagaimana caranya agar lelang dapat dilaksanakan pada awal-awal tahun (jangan menunggu anggaran cair saja…) dan tentunya ini terkait dengan urusan pendanaan untuk operasional lelang, mengerti bagaimana menunjuk panitia dan tentunya mengerti bagaimana kondisi panitia, kalau sekarang coba lihat, siapa yang menentukan penyusunan panitia? memang susunan panitia ditetapkan dan ditandatangan oleh Pengguna Anggaran, tapi apakah PA/KPA mengenal dan mengetahui bagaimana kondisi dari susunan kepanitian yang ada?
Kemudian juga masalah e-procurement… wah bakalan panjang kalau membahas masalah ini, nanti di postingan baru saja deh membahas eproc mah
Yang jelas dari cerita ngalor-ngidul sambil ngopi seperti di atas tadilah kondisi yang ada sekarang, tinggal bagaimana sekarang kembali ke pribadi masing-masing, apakah masih ada keinginan untuk meningkatkan kualitas dari pengadaan barang-jasa yang ada di kota Bogor ini?! kemudian apakah masih ada keberanian untuk melakukan perubahan untuk perbaikan?! Jawabnya ada di dalam hati dan “anu” masing-masing
Selamat Bekerja dan Salam Pengadaan dari Bogor
Jasa Konstruksi oh… Jasa Konstruksi… Jalan Rusak oh… Jalan Rusak…
March 12, 2010 by heldi
Filed under Kota Bogor, its me - Heldi
Serba salah dan serba membingungkan memang kalau bicara tentang Jasa Konstruksi, makin banyak bertanya malah tambah bingung, makin banyak sharing/ngobrol baik dengan pejabat terkait atau dengan pemborongnya sendiri, malah tambah “lieur”, sementara jalan di depan gerbang masuk ke rumah saya di SBJ makin terlihat amburadul, sebelumnya sudah bagus sih diperbaiki oleh pemeliharaan rutin pemkot, tapi muncul galian PDAM, sudah diperbaiki sih tapi perbaikan bekas galiannya ituloh, di aspal… iyah… diaspal, tapi lihatlah kalau hujan atau setelah selesai hujan, air tetap menggenang di bekas galiannya, dan pastinya itu akan menyebabkan jalan menjadi lubang, bukan masalah aspalnya tapi bagaimana hasil perbaikan itu bisa baik. Belum lagi “tali airnya”, pada rusak tuh, dijamin deh beberapa hari lagi akan dibuka wahana baru lagi, SBJ OFFROAD Adventure. Read more
Pemeriksaan BOM di Mall
January 26, 2010 by heldi
Filed under Kota Bogor, its me - Heldi
Habis sudah kesabaran saya,
Hari ini saya pergi latihan ke Celebrity Fitness Botani Square, berangkat dengan perasaan biasa saja tidak ada bad mood or bad feeling about anything. Masuk ke parkiran, parkir motor kemudian ketika masuk ke pintu masuk dalam Botani Square Bogor seperti biasa saya lihat ada satpam yang memeriksa tas dan bawaan kita, namun ketika saya berjalan dari parkiran ke pintu masuk, saya lihat ada ibu-ibu yang sudah kadung masuk, kemudian dipanggil kembali oleh satpam untuk diminta diperiksa tas bawaannya, si ibu tsb kemudian kembali ke meja satpam dan diperiksa tasnya oleh satpam tsb. Saya lihat wajah ibu itu agak-agak gimana gituh…
Dari situ entah dari mana ada perasaan… ini something wrong ini… sebenarnya sudah dari kemarin-kemarin saya menahan dan berusaha menghilangkan perasaan “something wrong” ini, namun akhirnya pecah juga hari ini, akhirnya saya tidak sabar melihat satpan yang hanya sekedar menjalankan tugasnya memeriksa bawaan para pengunjung, menurut saya hal ini sia-sia dan hanya mengganggu kenyamanan saja, yah memeriksanya juga begitu saja, ada yang hanya men scan luarnya saja dengan alat scanner tangan, ada yang minta dibuka… dibuka tapi tidak diperiksa dalamannya…
Itu dia sebenarnya hanya formalitas saja. Saya yakin kalau ada teroris atau apapun istilahnya yang mau nge bom sebuah mall, maka tentunya akan dengan mudah melewati pemeriksaan yang dilakukan seperti sekarang ini dan tidak akan dengan begitu saja membawa bawaannya dalam tas atau di bawah mobil atau di bagasi mobil, pasti lebih canggih dari itulah. Kemudian yang terjadi sekarang sebenarnya pemeriksaan itu hanyalah menjadi sekedar formalitas saja yang pada akhirnya mengganggu kenyamanan dari pengunjung mall. Kalau memang tetap diharuskan memeriksa pengunjung, so periksalah yang sebenar-benarnya, buka dan keluarkan semua barang-barang yang ada dalam tas, bukan hanya sekedar dilintasi alat scanner handheld (nga tau nyala atau tidak tuh), atau disuruh dibuka tapi hanya dilirik sedikit saja oke sajalah.
Teroris sudah berkurang dan mungkin sudah mulai menurun kegiatannya sekarang apalagi setelah ditangkap atau meninggalnya para pimpinan mereka, tetapi kalau pun masih ada gerakannya dan memang mereka berniat untuk membom… saya yakin modusnya tidak akan tertahan dengan cara sekedar pemeriksaan seperti yang dilakukan di mall Botani Square.
Daripada meriksa-meriksa sekedar formalitas saja dan pada akhirnya mengganggu kenyamanan pengunjung, mending dialihkan ke parkiran saja biar bisa jaga motor sehingga tidak perlu memperlihatkan STNK biar keluar parkiran, ini juga hal lumayan mengganggu apalagi buat yang sering berkunjung ke mal. Sudah bayar mahal parkirnya, harus dirazia pula STNK nya, eh pas kebetulan tidak bawa STNK ternyata ngapapa dan dibiarkan lewat saja, jadi maksudnya apa ini?
So tiba di Celebrity Fitness saya langsung buka laptop dan connect, dan langsung saja menuliskan postingan ini, tadinya saya mau ke kantor manajemennya, namun dengan kondisi yang agak panas, saya kira tidak akan maksimal kalau langsung menyampaikannya ke manajemen mall, untuk itulah saya coba menyalurkan ketidak enakan ini dengan langsung menuliskannya di blog ini, namanya juga blog curhat…
Oke ini sekedar draft dulu, saya publish dulu apa adanya, soalnya sudah jam 16.45 nih, jam 5.00 kelas RPM dah mau mulai nih… nanti kita sambung lagi yah curhatnya.
Intinya tolonglah manajemen mall, coba dievaluasi ulang apakah pemeriksaan tas atau barang bawaan pengunjung itu memang efektif untuk mengantisipasi serangan bomber teroris? karena ternyata hal ini lumayan cukup mengganggu. Satpamnya sendiri bilang hanya formalitas, dan mereka juga beragam cara ngeceknya, ada yang hanya di lewati scanner, ada yang minta dibuka. Kalau memang mau bener2 cek, dibuka dan dikeluarin semua barang2nya, jujur saja kalau saya jadi teroris anak buahnya Nurdin “bukan” TOP dan mau ngebom mal ini, gampang kok masukin barangnya…
Nah ini yang paling bikin “pikasebeleun”… abis olahraga, mau pulang saya lewat pintu masuk Lily, eh ternyata satpamnya tidak ada, gimana kalau teroris masuk coba tuh..
Terus saya lihat keluar, di pintu Yasmin bapak satpam sibuk meriksa, sedangkan di satu pintu lainnya satpamnya tidak tau kemana… halah… kumaha ieu teh???
Jadi gitulah, tolong kalau memang mau memeriksa maka periksalah yang benar, kalau perlu pakai scanner sinar x yang bisa melihat kedalam tas, sehingga tidak mengganggu kenyaman pengunjung mall, sehingga pengunjung disuruh membuka tas hanya memang bila mencurigakan, atau kalau memang harus dibuka dan diperiksa, ya periksalah dengan teliti satu per satu dilihat barang yang ada di dalam tas pengunjung, dan pasti itu akan sangat mengganggu kenyamanan pengunjung, tapi yah itukan pengorbanan kita untuk memberantas terorisme dan menjaga keamanan gedung mall.
Cuman masalahnya kalau seperti ini, sudah mah kita korban perasaan dengan dibuka-buka tas kita dan kadang sedang2 terburu-buru mengejar kelas fitness, eh ternyata memeriksanya cuman asal-asalan, formalitas sajah katanya, ya kalau memang sudah aman, sudahlah tidak perlu diperiksa-periksa lagi. Kasus ini juga mungkin sama terjadi di mal-mal lainnya di kota bogor tapi nampaknya tidak semuanya sih. Itu saja sih, ini ada sesuatu yang salah dan kurang pas nih, so tolong manajemen mal segera perbaiki hal ini.
Begitu pula dengan masalah pemeriksaan STNK motor di parkiran, kalau gratisan sih parkirnya seperti di Giant Bogor…bolahlah tidak masalah diperiksa STNK. inimah sudah bayar mahal (Rp. 6000) terus tiap hari saya ke mal harus di razia terus, polisi saja nga pernah sampai tiap hari tuh mengadakan razia motor
Bukan apa-apa itu agak menyusahkan juga, harus mencari STNK, sudah dapat STNK harus dipegang sambil pegang motor jalan, kemudian sudah selesai harus dimasukkan kembali ke dompet, dompetnya susah lagi keluarinnya (karena sambil duduk di motor) sedangkan di belakang sudah ada antrian lagi, akhirnya simpan dulu di saku jaket (mudah2an tidak jatuh), simpan di jaket eh sampai rumah lupa disimpan ke dompet kembali, akhirnya tetap di jaket, kemudian ke kantor nga pakai jaket kulit, akhirnya ketinggalan tuh STNK, pas sialnya ada razia polisi lagi, ditilang deh… tapi untungnya nga lagi lagi sial, cuman yah dengan adanya pemeriksaan itu terlihat beberapa kali saya harus menahan perasaan kurang enak/nyaman, mulai dari mengeluarkan stnk (ada perasaan: stnk kebawa nga yah?), memasukan kembali (takut kelamaan masukinnya), simpan dijaket (takut hilang), kemudian ada kemungkinan stnk ketinggalan di jaket, atau dompet bisa jatuh karena terburu-buru memasukannya. Kemudian suatu saat saya pernah pakai motor istri saya, STNK nya tidak saya bawa, kemudian ditanya sama satpam, “mohon maaf pak, lihat STNKnya” saya jawab, “nga bawa pak, ini motor pegangan istri saya”, ehh… ternyata nga di apa apa in, gimana ini? kalau saya ini maling gimana???
Jadi maksudnya apa ini diperiksa STNK ini? kalau untuk mencegah pencurian kenapa saya tidak bawa stnk juga dibiarkan keluar, nah ini bukti lain ketidak konsistenan dari security nya, okey anggaplah untuk mencegah pencurian motor, selanjutnya apakah tidak lebih baik dengan menempatkan satpam di area parkir motor; cukup dengan berkeliling dan melihat-lihat kalau ada orang yg mencurigakan dan kalau ada yang mau maling, saya kira area parkiran tidak terlalu luas kok cukup dengan 2 sd 4 orang, saya kira bisa aman tuh, tapi yah satpamnya juga yang mumpuni, yang punya ilmu untuk melihat gerak gerik mencurigakan, bukan hanya jalan-jalan saja doank, di bogor ini terkenal banyak kok jawara-jawara anak murid prabu siliwangi yang berguru di istana bogor, pakai aja tuh merek, dijamin aman!
Inimah sudah bayar mahal, dirazia pula… mending kalau gratisan, sebenarnya bisa saja sih saya cari tempat parkiran lain kalau mau ke mal itu, seperti di KFC, atau di belakang Shelter Transpakuan, atau di gedung alumni IPB, tanpa menulis disinipun untuk saya pribida solusinya sudah ada, cumankan tetap saja… kita kan harus memikirkan masyarakat umum juga
So tolong deh manajemen mal harus bagaimana nih bagusnya nih? yah sekedar masukan saja nih dari yang hampir setiap hari berkunjung ke mal mudah-mudah dapat diterima dengan baik. Demikian terima kasih!
Haaaaaaahhhhhhh… dah itu aja… kalau sudah nulis nih terasa plong deh…
Oke demikian kami sampaikan dan atas segala kekurangan dan apabila ada kata-kata yang kurang berkenan mohon dapat dimaafkan.
Wabillahitaufik walhidayah Wasalamualaikum Wr Wb…
Profil Daerah Kota Bogor
January 18, 2010 by heldi
Filed under Kota Bogor
Berikut adalah kompilasi data profil kota bogor dari berbagai sumber yang dikumpulkan, seperti, BPS, Bappeda, dsb.
Profil Daerah Kota Bogor
GEOGRAFI | |||||
Luas wilayah | |||||
Daratan * | 118,50 | km2 | |||
Topografi | |||||
Luas lahan berdasarkan kelas lereng | |||||
Datar (0-2 derajat) | 1.763,94 | ha | |||
Bergelombang (2-15 derajat) | 8.091,27 | ha | |||
Curam (15-40 derajat) | 1.875,13 | ha | |||
Sangat curam (>40 derajat) | 119,74 | ha | |||
Ketinggian di atas permukaan laut | 190-330 | m | |||
Hutan suaka alam dan wisata | 150,00 | ha | |||
Sawah lainnya* | 2.112,71 | ha | |||
Ladang (tegalan) | 421,10 | ha | |||
Perkebunan | 564,47 | ha | |||
Pemukiman | 3.135,79 | ha | |||
Usaha lain | 290,50 | ha | |||
Belum/tidak diusahakan | 7.438,14 | ha | |||
Danau/telaga alam | 16,38 | ha | |||
Waduk (Buatan) | 28,00 | ha | |||
Luas Penggunaan lahan bukan sawah | |||||
Kolam/empang/tambak* | 0 | ha | |||
Danau/telaga alam* | 16,38 | ha | |||
Ladang/tegalan/kebun/padang rumput* | 421,10 | ha | |||
Perkebunan* | 564,47 | ha | |||
Perumahan dan permukiman* | 3.135,79 | ha | |||
Industri* | 362,60 | ha | |||
Bangunan lainnya/perkantoran* | 85,28 | ha | |||
Lainnya* | 18,97 | ha | |||
Keadaan iklim (rata-rata) | |||||
Suhu | |||||
Suhu terendah | 21,80 | C | |||
Suhu tertinggi | 30,40 | C | |||
Kelembaban udara | |||||
Kelembaban udara terendah | 72,00 | % | |||
Kelembaban udara tertinggi | 96,00 | % | |||
Curah hujan | |||||
Curah hujan terendah | 3.700,00 | mm/th | |||
Curah hujan tertinggi | 5.500,00 | mm/th | |||
Kecepatan angin | |||||
Kecepatan angin terendah | 2,00 | knot | |||
PEMERINTAHAN (ADM PEMERINTAHAN; APARATUR NEG; ADM KEPEG.) | |||||
Administrasi pemerintahan | |||||
Jumlah Kecamatan | 6 | Kec. | |||
Jumlah Kelurahan | 68 | Kel. | |||
Jumlah Desa | 0 | Desa | |||
Aparatur negara | |||||
Jumlah PNS* | 9.011 | orang | |||
Golongan I | 472 | orang | |||
Golongan II | 2.463 | orang | |||
Golongan III | 3.430 | orang | |||
Golongan IV | 2.646 | orang | |||
Jumlah pejabat struktural | 725 | orang | |||
Eselon I | 0 | orang | |||
Eselon II | 19 | orang | |||
Eselon III | 84 | orang | |||
Eselon IV | 622 | orang | |||
Jumlah pejabat fungsional | 5.094 | orang | |||
Jumlah pensiunan PNS | 259 | orang | |||
Eselon I | 0 | orang | |||
Eselon II | 7 | orang | |||
Eselon III | 6 | orang | |||
Eselon IV | 29 | orang | |||
Jumlah pejabat Kelurahan/Desa berdasarkan tk. pendidikan* | |||||
Jumlah Kades/Lurah berdasarkan tingkat pendidikan : | |||||
SMA dan sederajat* | 15 | orang | |||
Akademi (DI; DII dan DIII)* | 2 | orang | |||
Sarjana (S1)* | 51 | orang | |||
Jumlah Sekretaris Desa/Kelurahan berdasarkan tingkat pendidikan : | |||||
SMA dan sederajat* | 29 | orang | |||
Akademi (DI; DII dan DIII)* | 5 | orang | |||
Sarjana (S1)* | 34 | orang | |||
Jumlah staf Desa/Kelurahan lainnya berdasarkan tingkat pendidikan : | |||||
Tidak sekolah/blm tamat SD* | 0 | orang | |||
Tamat SD atau sederajat* | 58 | orang | |||
SLTP dan sederajat* | 61 | orang | |||
SMA dan sederajat* | 490 | orang | |||
Akademi (DI; DII dan DIII)* | 14 | orang | |||
Sarjana (S1)* | 112 | orang | |||
Organisasi daerah Berdasarkan : | |||||
Jumlah asisten | 3 | lembaga | |||
Jumlah biro/kantor | 4 | lembaga | |||
Jumlah dinas | 11 | lembaga | |||
Jumlah badan | 4 | lembaga | |||
UPT | 14 | lembaga | |||
Perda dan Perijinan | |||||
Jumlah Perda yang diterbitkan | 12 | unit | |||
Jumlah revisi yang dilakukan sejak terbitnya perda RTRW | 1 | unit | |||
Perijinan yang di keluarkan | 0 | unit | |||
Jumlah peraturan daerah untuk RTRW | 1 | unit | |||
Jumlah IMB yang dikeluarkan | 2.543 | unit | |||
Jumlah ijin prinsip yang dikeluarkan | 41 | unit | |||
Jumlah ijin usaha yang di keluarkan | 990 | unit | |||
Organisasi Pemerintah Daerah | |||||
Inspektorat | 1 | Lembaga | |||
Jumlah Badan | 4 | Lembaga | |||
Jumlah Biro | 0 | Lembaga | |||
Jumlah Dinas | 11 | Lembaga | |||
Jumlah Kantor | 4 | Lembaga | |||
Jumlah Diklat | 1 | Lembaga | |||
Mawil Hansip | 1 | Lembaga | |||
Pembantu Gubernur | 1 | Lembaga | |||
Sekretariat | 2 | Lembaga | |||
Unit Pelaksana Teknis (UPT) | 14 | Lembaga | |||
DEMOGRAFI | |||||
Jumlah penduduk keseluruhan | 942.204 | orang | |||
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin | |||||
Laki-laki | 476.476 | orang | |||
Wanita | 465.728 | orang | |||
Penduduk Menurut Agama | |||||
Penduduk beragama Islam | 729.083 | orang | |||
Penduduk beragama Katholik | 23.172 | orang | |||
Penduduk beragama Kristen | 33.798 | orang | |||
Penduduk beragama Budha | 10.080 | orang | |||
Penduduk beragama Hindu | 4.518 | orang | |||
Penduduk beragama Lainnya | 0,00 | orang | |||
Usia | |||||
0 – 14 tahun | 267.526 | orang | |||
15 -64 tahun | 635.312 | orang | |||
Diatas 65 tahun | 33.046 | orang | |||
Kepadatan penduduk : | |||||
Rata-rata | 7.951 | org/km2 | |||
Kawasan perkotaan | 47.281 | org/km2 | |||
Kawasan perdesaan | org/km2 | ||||
Tingkat migrasi (masuk/keluar) | |||||
Jumlah migrasi masuk | 12.709 | jiwa | |||
Jumlah migrasi keluar | 3.391 | jiwa | |||
Jumlah kelahiran* | 563 | jiwa | |||
Jumlah kematian* | 272 | jiwa | |||
Jumlah penduduk bekerja menurut lapangan usaha | |||||
Pertanian ( pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan ) | 1.394 | orang | |||
Pertambangan dan penggalian | 74 | orang | |||
Industri pengolahan | 15.572 | orang | |||
Listrik; gas dan air | 1.874 | orang | |||
Bangunan | 3.383 | orang | |||
Perdagangan besar; eceran; rumah makan dan hotel | 15.555 | orang | |||
Angkutan; penggudangan dan komunikasi | 1.505 | orang | |||
Keuangan; asuransi; usaha sewa bangunan; tanah dan jasa perusahaan | 6.126 | orang | |||
Jasa kemasyarakatan ( sosial dan perseorangan ) | 6.468 | orang | |||
Ketenagakerjaan | |||||
Penduduk 15 tahun keatas | |||||
angkatan kerja | 13.243 | orang | |||
Kesempatan Kerja | 308.277 | ||||
Jumlah pengangguran* | 12.903 | orang | |||
Penganguran Setengah Terbuka | |||||
TKI Di Luar Negeri | 56 | orang | |||
Pencari Kerja | 8.019 | orang | |||
Tingkat pendapatan dan tabungan | |||||
Pendapatan per kapita | 0 | Rp | |||
Indeks harga konsumen | 134,50 | ||||
Pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan (Indeks Daya Beli) | 65,55 | Rp ribu | |||
Tingkat Rataan Daya Beli (Rp ribu/kapita/tahun)* | 646.240 | Rp | |||
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) | 75,16 | ||||
Angka melek huruf | 98,70 | % | |||
Rata-rata lama sekolah (penduduk)* | 9,61 | tahun | |||
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan : | |||||
Tidak tamat SD | 64.334 | orang | |||
Tamat SD | 199.430 | orang | |||
Tamat SLTP | 125.574 | orang | |||
Tamat SLTA | 187.492 | orang | |||
Diploma | 7.965 | orang | |||
Sarjana S1 | 793 | orang | |||
Sarjana S2 | 0 | orang | |||
Sarjana S3 | 0 | orang | |||
Jumlah Keluarga (KK)* | 194.357 | KK | |||
Ukuran Rumah Tangga (Orang/KK)* | 0 | orang | |||
Petani dan Nelayan | |||||
Jumlah Rumah Tangga Petani | 803 | orang | |||
Jumlah Rumah Tangga Nelayan | 0 | orang | |||
Transmigrasi Baru | 80 | KK | |||
KESEHATAN | |||||
Sarana kesehatan | |||||
Posyandu* | 925 | unit | |||
Polindes | 0 | unit | |||
Puskesmas | |||||
Induk* | 24 | unit | |||
Pembantu* | 27 | unit | |||
Keliling | 3 | unit | |||
Poliklinik* | 0 | unit | |||
Rumah sakit umum daerah | |||||
Tipe A | 1 | unit | |||
Tipe B | 2 | unit | |||
Tipe C | 5 | unit | |||
Tipe D | 0 | unit | |||
Klinik/praktek dokter* | 373 | unit | |||
Layanan air bersih | |||||
Jumlah rumah tangga yang mendapat layanan air bersih | 75.416 | RT | |||
Jumlah industri farmasi | |||||
Gudang farmasi | 1 | buah | |||
Kesehatan masyarakat | |||||
Jumlah orang sakit jiwa | 0 | orang | |||
Jumlah orang kurang gizi | 1.820 | orang | |||
Jumlah Balita Kurang Gizi* | 0 | orang | |||
Jumlah penderita narkoba | 0 | orang | |||
Jumlah anak balita (0-3 Tahun) | 83.109 | orang | |||
Rata-rata jumlah penduduk yang sakit | 0 | orang | |||
Sarana industri | |||||
PBF (Pedagang Besar Farmasi) | 21 | buah | |||
Gudang farmasi | 1 | buah | |||
Pedagang kesehatan (Terminologinya) | |||||
Pedagang besar farmasi | 21 | unit | |||
Pedagang besar narkotika | 0 | unit | |||
Apotik dan toko obat* | 134 | unit | |||
Tenaga kesehatan | |||||
Dokter umum* | 274 | orang | |||
Dokter spesialis* | 99 | orang | |||
Dokter gigi* | 122 | orang | |||
Perawat | 710 | orang | |||
Bidan* | 141 | orang | |||
Ahli Penyehatan Lingkungan | 28 | orang | |||
Rasio Dokter/Penduduk | 0,00053 | orang | |||
Sarjana Farmasi | 0 | orang | |||
Ahli kesehatan masyarakat | 46 | orang | |||
Apoteker | 63 | orang | |||
Ahli gizi | 32 | orang | |||
Analis laboratorium | 55 | orang | |||
Ahli rontgen | 37 | orang | |||
PENDIDIKAN; KEBUDAYAAN NASIONAL PEMUDA & OLAH RAGA | |||||
Pendidikan umum | |||||
Jumlah sekolah | |||||
Taman Kanak-Kanak (TK)* | |||||
Negeri* | 1 | buah | |||
Swasta* | 153 | buah | |||
Sekolah Luar Biasa (SLB)* | |||||
Negeri* | 0 | buah | |||
Swasta* | 9 | buah | |||
Sekolah Dasar (SD)* | |||||
Negeri* | 248 | buah | |||
Swasta* | 40 | buah | |||
Sekolah Lj. Tkt. Prtm (SLTP)* | |||||
Negeri* | 19 | buah | |||
Swasta* | 96 | buah | |||
Sekolah Lanj. Tingkat Atas (SLTA)* | |||||
Negeri* | 10 | buah | |||
Swasta* | 40 | buah | |||
Perguruan Tinggi (PT)* | |||||
Negeri* | 5 | buah | |||
Swasta* | 10 | buah | |||
Lembaga Pendidikan Ketrampilan* | 0 | buah | |||
Sekolah Menegah Kejuruan* | 63 | unit | |||
Jumlah siswa/mahasiswa | |||||
Taman Kanak-Kanak (TK) | |||||
Negeri | 175 | orang | |||
Swasta | 7.019 | orang | |||
Sekolah Luar Biasa (SLB) | |||||
Negeri | 0 | orang | |||
Swasta | 408 | orang | |||
Sekolah Dasar (SD) | |||||
Negeri | 84.289 | orang | |||
Swasta | 13.505 | orang | |||
Sekolah Lj. Tkt. Prtm (SLTP) | |||||
Negeri | 18.867 | orang | |||
Swasta | 24.286 | orang | |||
Sekolah Menengah Umum (SMU) | |||||
Negeri | 9.450 | orang | |||
Swasta | 12.899 | orang | |||
Sekolah Men. Kejuruan (SMK) | |||||
Negeri | 3.334 | orang | |||
Swasta | 25.041 | orang | |||
Perguruan Tinggi (PT) | |||||
Negeri | 12.304 | orang | |||
Swasta | 4.694 | orang | |||
Lembaga Pendidikan Ketrampilan | 0 | orang | |||
Jumlah guru/dosen & kepala sekolah | |||||
Taman Kanak-kanak (TK)* | |||||
Negeri* | 11 | orang | |||
Swasta* | 754 | orang | |||
Sekolah Luar Biasa (SLB)* | |||||
Negeri* | 55 | orang | |||
Swasta* | 23 | orang | |||
Sekolah Dasar (SD)* | |||||
Negeri* | 4.267 | orang | |||
Swasta* | 737 | orang | |||
Sekolah Lj. Tkt. Prtm (SLTP)* | |||||
Negeri* | 892 | orang | |||
Swasta* | 1.742 | orang | |||
Sekolah Menengah Umum (SMU)* | |||||
Negeri* | 566 | orang | |||
Swasta* | 992 | orang | |||
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)* | |||||
Negeri* | 246 | orang | |||
Swasta* | 1.580 | orang | |||
Perguruan Tinggi (PT)* | orang | ||||
Negeri* | 1.225 | orang | |||
Swasta* | 562 | orang | |||
Lembaga Pendidikan Ketrampilan* | 0 | orang | |||
Jumlah kelas | |||||
TK dan sejenisnya | 781 | unit | |||
SD dan sejenisnya | 5.836 | unit | |||
SLTP dan sejenisnya | 1.150 | unit | |||
SLTA dan sejenisnya | 603 | unit | |||
PT dan sejenisnya | 0 | unit | |||
Lembaga pendidikan ketrampilan | 0 | unit | |||
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) | 0 | unit | |||
Jumlah Sekolah/Perguruan Agama | |||||
Madrasah Ibtidaiyah (MI) | |||||
Negeri | 0 | unit | |||
Swasta | 53 | unit | |||
Madrasah Tsanawiyah (MTs) | |||||
Negeri | 0 | unit | |||
Swasta | 28 | unit | |||
Madrasah Aliyah (MA) | |||||
Negeri | 2 | unit | |||
Swasta | 15 | unit | |||
P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) | |||||
Negeri | 0 | unit | |||
Swasta | 0 | unit | |||
P. Tinggi Agama Kristen/Teologi | |||||
Negeri | 1 | unit | |||
Swasta | 0 | unit | |||
P. Tinggi Agama Katolik/Teologi | |||||
Negeri | 0 | unit | |||
Swasta | 0 | unit | |||
P. Tinggi Agama Hindu | |||||
Negeri | 0 | unit | |||
Swasta | 0 | unit | |||
Jumlah siswa/mahasiswa Perguruan Agama | 0 | orang | |||
Madrasah Ibtidaiyah (MI)* | |||||
Negeri* | 0 | orang | |||
Swasta* | 11.951 | orang | |||
Madrasah Tsanawiyah (MTs)* | |||||
Negeri* | 0 | orang | |||
Swasta* | 6.839 | orang | |||
Madrasah Aliyah (MA)* | |||||
Negeri* | 0 | orang | |||
Swasta* | 1.378 | orang | |||
P. Tingi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV)* | |||||
Negeri* | 0 | orang | |||
Swasta* | 2.390 | orang | |||
P. Tinggi Agama Kristen/Teologi* | |||||
Negeri* | 0 | orang | |||
Swasta* | 0 | orang | |||
Jumlah guru/dosen | |||||
Madrasah Ibtidaiyah (MI) | |||||
Negeri | 135 | orang | |||
Swasta | 581 | orang | |||
Madrasah Tsanawiyah (MTs) | |||||
Negeri | 62 | orang | |||
Swasta | 266 | orang | |||
Madrasah Aliyah (MA) | |||||
Negeri | 28 | orang | |||
Swasta | 229 | orang | |||
P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) | |||||
Negeri | 0 | orang | |||
Swasta | 165 | orang | |||
P. Tinggi Agama Kristen/Teologi | |||||
Negeri | 0 | orang | |||
Swasta | 0 | orang | |||
Angka Partisipasi Sekolah | |||||
6 tahun | 0 | orang | |||
6-7 tahun | 0 | orang | |||
7-12 tahun | 106.920 | orang | |||
13-15 tahun | 39.920 | orang | |||
16-18 tahun | 23.718 | orang | |||
19-24 tahun | 8.166 | orang | |||
Angka Buta Huruf (%)* | 1.30 | % | |||
Kebudayaan | |||||
Jumlah bahasa daerah | 1 | buah | |||
Jumlah situs bersejarah | 5 | buah | |||
Jumlah suku terasing | 0 | suku | |||
Pemuda dan olahraga | |||||
Organisasi kepemudaan | 68 | organisasi | |||
Jumlah organisasi olah raga | 15 | organisasi | |||
Jumlah gelanggang olahraga* | 1 | unit | |||
KESEJAHTERAAN SOSIAL | |||||
Jumlah penduduk miskin* | 0 | ||||
Perdesaan | 173.896 | orang | |||
Keluarga Pra-Sejahtera & Sejahtera 1 | 47.243 | KK | |||
Jumlah keluarga Miskin/Keluarga Pra Sejahtera & Sejahtera 1 (KK)* | KK | ||||
Penduduk penyandang masalah sosial | 404 | ||||
Penduduk rawan sosial dan sarana | 0 | ||||
Anak jalanan | 137 | jiwa | |||
Penderita sakit jiwa | 0 | jiwa | |||
Gepeng (gembel dan pengemis) | 105 | jiwa | |||
Jumlah penderita HIV/AIDS | 605 | jiwa | |||
Jumlah pecandu narkoba | 26.293 | jiwa | |||
Sarana rehabilitasi sosial | 146 | jiwa | |||
Fakir Miskin | 818 | jiwa | |||
Balita Terlantar | 1.368 | jiwa | |||
Anak Terlantar | 320 | jiwa | |||
Lanjut Usia Terlantar | 2.083 | jiwa | |||
Komunitas Adat Terpencil | 331 | jiwa | |||
Penyandang Cacat | 105 | jiwa | |||
Penyandang Tuna Netra | 211 | jiwa | |||
Penyandang Tuna Rungu | 476 | jiwa | |||
Penyandang Tuna Wicara | 60 | jiwa | |||
Penyandang Tuna Wicara-Rungu | 805 | jiwa | |||
Penyandang Tuna Daksa | 350 | jiwa | |||
Penyandang Tuna Grahita | 45 | jiwa | |||
Penyandang Cacat Jiwa | 511 | jiwa | |||
Penyandang Cacat Ganda | 114 | jiwa | |||
Pengungsi dan Korban Bencana | 221 | jiwa | |||
Tuna Susila | 470 | jiwa | |||
Bekas Narapidana | 100 | jiwa | |||
Pengidap HIV/AIDS | jiwa | ||||
Korban Penyalahgunaan NAPZA | 18 | jiwa | |||
Jumlah Panti asuhan | 1 | ||||
Panti Sosial Asuhan Anak | 1 | buah | |||
Panti Sosial Petirahan Anak | 9 | buah | |||
Panti Sosial Bina Remaja | 1 | buah | |||
Panti Sosial Tresna Wirda | 1 | buah | |||
Panti Sosial Bina Netra | 2 | buah | |||
Panti Sosial Bina Daksa | 1 | buah | |||
Panti Sosial Bina Grahita | 2 | buah | |||
Panti Sosial Bina Laras | 1 | buah | |||
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) | |||||
Karang Taruna | 68 | buah | |||
Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) | 120 | orang | |||
Organisasi Sosial | 53 | buah | |||
Kemiskinan | |||||
Batas Kemiskinan | |||||
Batas Kemiskinan Pedesaan | 0 | Rp/Kap | |||
Batas Kemiskinan Perkotaan | 191.985 | Rp/Kap | |||
Penduduk Dibawah Garis Kemiskinan | 0 | jiwa | |||
Beras Untuk Penduduk Miskin | |||||
Penerima Raskin | 0 | jiwa | |||
KK Penerima Raskin | 41.398 | KK | |||
Keluarga Miskin | |||||
Keluarga Prasejahtera Alasan Ekonomi | 9.217 | KK | |||
Keluarga Sejahtera Alasan Ekonomi | 38.026 | KK | |||
AGAMA | |||||
Jumlah pemeluk agama | 0 | orang | |||
Islam | 838.533 | orang | |||
Kristen | 30.807 | orang | |||
Katolik | 21.957 | orang | |||
Hindu | 1.352 | orang | |||
Budha | 9.246 | orang | |||
Konghucu | 502 | orang | |||
Lainnya | 2.736 | orang | |||
Sarana ibadah | |||||
Mesjid* | 715 | buah | |||
Langgar/Mushola* | 1.229 | buah | |||
Gereja Kristen* | 27 | buah | |||
Gereja Katolik/Kapel* | 8 | buah | |||
Pura/Kuil/Sanggah* | 9 | buah | |||
Vihara/Cetya/Klenteng* | 13 | buah | |||
Pondok pesantren | |||||
Jumlah pondok | 106 | buah | |||
Jumlah santri | 9.199 | orang | |||
Jumlah jemaah haji | 1.596 | orang | |||
Kuota | 1.096 | orang | |||
Pemberangkatan | 845 | orang | |||
Jumlah KUA | |||||
Total | 6 | buah | |||
Rusak berat | 0 | buah | |||
Rusak ringan | 1 | buah | |||
Jumlah penyuluh agama | |||||
Per kualifikasi | 0 | buah | |||
PNS/Non-PNS | 252 | buah | |||
Jumlah lembaga pendidikan keagamaan | 0 | buah | |||
Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) | 247 | buah | |||
Sekolah minggu | 1 | buah | |||
Pondok pesantren | 106 | buah | |||
kapasitas kurang dari 100 santri | 73 | buah | |||
kapasitas antara 100-500 santri | 29 | buah | |||
kapasitas lebih dari 500 santri | 4 | buah | |||
PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN, PERKEBUNAN | |||||
Pertanian | |||||
Padi | |||||
Luas areal produksi (panen) | 5.313 | ha | |||
Jumlah produksi gabah | 16.063,9 | ton | |||
Produksi beras | 12.824 | ton | |||
Jumlah konsumsi beras | 0 | ton/thn | |||
Jagung | |||||
Luas areal produksi (panen) | 165 | ha | |||
Jumlah produksi | 591,00 | ton | |||
Jumlah konsumsi | 0 | ton | |||
Singkong dan umbi-umbian | |||||
Luas areal produksi (panen) | 716 | ha | |||
Jumlah produksi | 8.209 | ton | |||
Jumlah konsumsi | 0 | ton | |||
Kesesuaian lahan pertanian | 0 | ha | |||
Jumlah produksi perikanan darat | 2.963,52 | ton | |||
Karamba | |||||
Jumlah karamba | 0 | unit | |||
Jumlah produksi rumah tangga | 6,31 | ton | |||
Potensi ikan | 0 | 1000 ton | |||
Peternakan | |||||
Ternak sapi potong | |||||
Jumlah populasi | 54 | ekor | |||
Jumlah pemotongan per tahun | 12.320 | ekor | |||
Laju pertumbuhan populasi per tahun | 0 | % | |||
Rata-rata kepemilikan | 0 | ekor | |||
Ternak sapi perah | |||||
Jumlah populasi | 1.612 | ekor | |||
Jumlah produksi susu per tahun | 1.800 | ribu liter | |||
Ternak kecil | |||||
Jumlah populasi kambing | 6.393 | ekor | |||
Jumlah populasi domba | 12.554 | ekor | |||
Jumlah populasi babi | 0 | ekor | |||
Ternak lainnya | |||||
Jumlah populasi kerbau | 293 | ekor | |||
Jumlah populasi kuda | 68 | ekor | |||
Unggas | |||||
Jumlah ayam buras | 720.727 | ekor | |||
Ayam petelur | |||||
Ayam pedaging | |||||
Jumlah populasi | 188.152 | ekor | |||
Jumlah peternak | 120 | peternak | |||
Jumlah produksi | 0 | ton/bulan | |||
Rata-rata kepemilikan per peternak | 0 | ekor/kk | |||
Itik | |||||
Jumlah populasi | 7.918 | ekor | |||
Itik manila | |||||
Jumlah populasi | 528 | ekor | |||
Luas tanam tanaman pangan dan palawija | |||||
Luas tanaman padi | 1.631 | ha | |||
Luas tanam jagung | 336 | ha | |||
Luas tanam kedele | 0 | ha | |||
Luas tanam ketela pohon | 354 | ha | |||
Luas tanam ketela rambat | 218 | ha | |||
Luas tanam kacang tanah | 145 | ha | |||
Pertanahan | |||||
Jumlah tanah yang bersertifikat | |||||
Hak milik | 74.084 | buah | |||
Hak guna bangunan | 33.142 | buah | |||
Hak guna usaha | 1 | buah | |||
Hak pakai | 399 | buah | |||
Girik | 0 | buah | |||
Bangunan/Gudang Bersertifikat | |||||
Hak Milik | |||||
Jumlah | 74.084 | bidang | |||
Luas | 53.994 | ha | |||
Hak Guna Bangunan | |||||
Jumlah | 33.142 | bidang | |||
Luas | 21.939.249 | ha | |||
Hak Pakai | |||||
Jumlah | 399 | bidang | |||
Luas | 8.766.816 | ha | |||
PEKERJAAN UMUM | |||||
Panjang jalan berdasarkan kelas | |||||
Jalan Nasional* | 34.119,00 | km | |||
Jalan Propinsi* | 10.120,00 | km | |||
Jalan Kabupaten / Kota* | 7.549.213,00 | km | |||
Jalan Desa/Lokal* | 285 | km | |||
Jalan Tol* | 55 | km | |||
Kondisi jalan | |||||
Aspal | 711.292,00 | km | |||
Berbatu | 0 | km | |||
Hotmix | 53.078 | km | |||
Kerikil | 15.219,00 | km | |||
Tanah | 3.823,00 | km | |||
Panjang jalan berdasarkan kondisi* | |||||
Jalan baik* | 255.046,00 | km | |||
Jalan sedang* | 428.222,00 | km | |||
Jalan rusak ringan* | 79.976,00 | km | |||
Jalan rusak berat* | 20.168,00 | km | |||
Jembatan | |||||
Panjang | 0 | km | |||
Jumlah | 30 | buah | |||
Terminal darat | 0 | buah | |||
Panjang jalan berdasarkan fungsi | |||||
Arteri | 16.618 | km | |||
Kolektor | 102.364 | km | |||
Status Jalan : | |||||
Desa/Lokal | 1.191 | km | |||
Kabupaten | 0 | km | |||
Nasional | 34.199 | km | |||
Propinsi | 576.665 | km | |||
Jalan Tol | |||||
Panjang Jalan tol Per Ruas | 0 | km | |||
Panjang Jalan tol Per Operator | 0 | km | |||
Jenis Prasarana Irigasi/Pengairan | |||||
Non Teknis | 0 | meter | |||
Teknis | |||||
Primer | 31.500 | meter | |||
Sekunder | 20.700 | meter | |||
Tersier | 0 | meter | |||
PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI | |||||
Perhubungan | |||||
Transportasi darat | |||||
Angkutan jalan | |||||
Terminal | |||||
Kelas A | 1 | unit | |||
Kelas B | 2 | unit | |||
Kelas C | 0 | unit | |||
Bus (AKAP) | 880 | unit | |||
Jumlah jembatan timbang | 0 | buah | |||
Kecelakaan lalu lintas menurut tipe kecelakaan | |||||
Lalu lintas | |||||
Jumlah korban | 101 | jiwa | |||
Jumlah kecelakaan | 103 | kali | |||
INDUSTRI; PERDAGANGAN; PENGEMB. USAHA NAS; L. KEUANGAN DAN KOPERASI | |||||
Industri | |||||
Industri kecil | |||||
Unit usaha | 895 | unit | |||
Tenaga kerja | 12.300 | orang | |||
Nilai produksi | 40.883.360.987 | Rp juta | |||
Jumlah industri kecil per jenis kerajinan | |||||
Kulit | 260 | unit | |||
Kayu | 78 | unit | |||
Logam/logam mulia | 18 | unit | |||
Ayaman/geranah/keramik | 2.056 | unit | |||
Dari kain tenun | 20 | unit | |||
Makanan | 524 | unit | |||
Lainnya | 438 | unit | |||
Industri besar | |||||
Unit usaha | 103 | unit | |||
Tenaga kerja | 31.926 | orang | |||
Nilai produksi | 489.013.154.948 | Rp juta | |||
Rumah tangga | |||||
Jumlah unit usaha | 2.094 | unit | |||
Jumlah tenaga kerja | 8.927 | orang | |||
Perdagangan | |||||
Industri perdagangan menengah | |||||
Unit usaha | 1.258 | unit | |||
Tenaga kerja | 40.270 | orang | |||
Sarana perdagangan | |||||
Pasar tradisional | 10 | buah | |||
Mal/Plaza | 7 | buah | |||
Pertokoan/warung/kios | 55 | buah | |||
Restoran, rumah makan dan kedai | |||||
Restoran | 302 | unit | |||
Rumah makan | 136 | unit | |||
Kedai | 1.729 | unit | |||
Jenis bangunan pasar | |||||
Pasar bangunan permanen/semi permanen | 76 | buah | |||
Pasar tanpa bangunan permanen/semi permanen | 13 | buah | |||
Pengembangan usaha nasional | |||||
Koperasi | |||||
Jumlah koperasi aktif | 247 | buah | |||
Jumlah koperasi tidak aktif | 496 | buah | |||
Jumlah Non KUD | 74 | buah | |||
Jumlah pengusaha | |||||
Pengusaha kecil | 8.153 | orang | |||
Pengusaha menengah | 1.419 | orang | |||
Pengusaha besar | 0 | orang | |||
Jumlah penyerapan tenaga kerja | |||||
Usaha kecil | 9 | % | |||
Usaha menengah | 8 | % | |||
Nilai ekspor dan impor non migas | |||||
Ekspor | 154.163.434,00 | Rp Juta | |||
Impor | 0 | Rp Juta | |||
Lembaga keuangan | |||||
Jumlah perbankan | |||||
Milik pemerintah | 4 | buah | |||
Swasta Nasional | 29 | buah | |||
Swasta Asing | 0 | buah | |||
Milik Pemerintah Daerah | 1 | buah | |||
PENGELOLAAN ASSET/BARANG DAERAH | |||||
Nilai aset/barang daerah | |||||
Aset bergerak | 119.232.966.671,00 | Rp juta | |||
Aset tidak bergerak | 2.915.981.763.964,00 | Rp juta | |||
Nilai penyusutan | |||||
Aset bergerak | 5.098.052.614,00 | Rp juta | |||
Aset tidak bergerak | 0 | Rp juta | |||
Tingkat investasi PMDN per sektor | |||||
Pertanian | 68.698 | Rp Juta | |||
Pertambangan dan energi | 5.987 | Rp Juta | |||
Industri pengolahan | 520.575 | Rp Juta | |||
Listrik, gas dan air bersih | 2.150 | Rp Juta | |||
Bangunan | 84.320 | Rp Juta | |||
Perdagangan, hotel dan restoran | 764.227 | Rp Juta | |||
Pengangkutan dan komunikasi | 21.579 | Rp Juta | |||
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan | 0 | Rp Juta | |||
Jasa-jasa | 338.575 | Rp Juta | |||
Investasi | 6.721.800.000 | Rp juta | |||
Total investasi pemerintah pusat | 0 | Rp juta | |||
Total investasi pemerintah daerah | 527.883 | Rp juta | |||
Total investasi swasta | 0 | Rp juta | |||
Jumlah BUMD | 2 | buah | |||
Jumlah BPD | 1 | buah | |||
Jumlah BPR | 9 | buah | |||
Jumlah PDAM | 1 | buah | |||
Jumlah LKD | 0 | buah | |||
Fixed capital formation | 0 | % | |||
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO | |||||
PDRB atas dasar harga berlaku | 10.089.943,96 | Rp juta | |||
Pertanian | 22.265,70 | Rp juta | |||
Pertambangan & penggalian | 192,14 | Rp juta | |||
Industri pengolahan | 252.965,67 | Rp juta | |||
Listrik, gas dan air bersih | 214.413,78 | Rp juta | |||
Bangunan | 575.020,92 | Rp juta | |||
Perdagangan, hotel dan restoran | 3.955.080,00 | Rp juta | |||
Pengangkutan dan komunikasi | 1.338.788,63 | Rp juta | |||
Keu. persewaan dan jasa perusahaan | 1.023.935,21 | Rp juta | |||
Jasa-jasa | 427.218,09 | Rp juta | |||
PDRB tanpa migas atas dasar berlaku | 8.558,04 | Rp juta | |||
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) | 11.634.895 | Rp | |||
PDRB per kapita tanpa migas atas dasar berlaku | 0 | Rp | |||
Laju Pertumbuhan PDRB atas dasar konstan | 5,98 | % | |||
PDRB per sektor atas dasar harga konstan | 0 | Rp juta | |||
Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan | 13.121,58 | Rp juta | |||
Pertambangan & penggalian | 120,53 | Rp juta | |||
Industri pengolahan | 1.197.768,02 | Rp juta | |||
Listrik, gas, air bersih | 136.829,56 | Rp juta | |||
Bangunan | 299.804,17 | Rp juta | |||
Perdagangan, hotel & restoran | 1.267.518,19 | Rp juta | |||
Pengangkutan & komunikasi | 422.723,25 | Rp juta | |||
Keuangan, persewaan, jasa perusahaan | 602.517,87 | Rp juta | |||
Jasa-jasa | 312.418,61 | Rp juta | |||
PDRB atas dasar harga konstan | 0 | ||||
PDRB atas dasar harga konstan thn 1993 | 4.252.825,78 | Rp juta | |||
APBD | |||||
Pendapatan | 711.734.280.592,00 | Rp juta | |||
Belanja | 818.430.031.652,00 | Rp juta | |||
DANA PERIMBANGAN | |||||
Dana perimbangan | 0 | Rp juta | |||
Jumlah Dana Alokasi Khusus | |||||
Pagu | 21.019.000.000 | Rp juta | |||
Realisasi | 21.019.000.000 | Rp juta | |||
Jumlah Dana Alokasi Umum | |||||
Pagu | 439.253.840.000 | Rp juta | |||
Realisasi | 439.253.840.000 | Rp juta | |||
Jumlah bagi hasil pajak | |||||
Pagu | 0 | Rp juta | |||
Realisasi | 84.516.721.495 | Rp juta | |||
Jumlah dana perimbangan | |||||
Realisasi | 495.939.281.495 | Rp juta | |||
Jumlah dana perimbangan dari Propinsi ke Desa | 22.179.402.160 | ||||
Jumlah alokasi APBD Propinsi ke Kab/Kota | 66.508.930.000 | Rp juta | |||
Hasil perhitungan | |||||
Dana Alokasi Umum | 439.253.840.000 | Rp juta | |||
Dana Alokasi Khusus | 21.019.000 | Rp juta | |||
Bagi Hasil Pajak dan Non Pajak | |||||
Pagu Bagi Hasil Pajak dan Non-Pajak | 95.729.851.002 | Rp juta | |||
Realisasi Bagi Hasil Pajak dan Non-Pajak | 95.729.851.002 | Rp juta | |||
PENDAPATAN ASLI DAERAH | |||||
Total PAD | 89.222.659.590,00 | Rp. | |||
Pajak daerah | 44.185.529.000,00 | Rp. | |||
Retribusi daerah | 30.402.913.794,00 | Rp. | |||
Bagian laba usaha daerah | 7.436.612.796,00 | Rp. | |||
Lain-lain pendapatan | 7.197.504.000,00 | Rp. | |||
Keamanan, ketertiban masyarakat | |||||
Jumlah kriminalitas | 1.097 | kasus |
Bonceng Bocah Bogor
May 14, 2009 by heldi
Filed under Kota Bogor
Agen Helmiat Bonceng Bocah Untuk Wilayah Kota Bogor dan Sekitarnya.
Telah hadir sebuah produk berkualitas untuk keamanan dan kenyamanan anak anda dalam berkendara - Helmiat Bonceng Bocah (HBB) -. Sebuah produk yang dirancang khusus untuk Anda yang memiliki anak kecil dan menggunakan kendaraan sepeda motor. HBB memenuhi kebutuhan anda akan mobilitas, keamanan dan kenyamanan berkendara bagi buah hati anda. Read more
SIG, Sistem Informasi Geografis ada di Yasmin Bogor
May 1, 2009 by heldi
Filed under Kota Bogor, Survey Pemetaan - GIS
Petunjuk Jalan ini ada di Jalan Abdullah Bin Nuh, pada pertengahan jalan utama Komplek Perumahan Yasmin Bogor
SIG terbaca pada papan petunjuk tersebut, jadi penasaran, apa ini maksudnya? Sistem Informasi Geografis, geographical information system, atau apa?