Lompat ke isi

Senat Romawi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Senat Romawi.

Senat Romawi (bahasa Latin: Senātus Rōmānus) adalah salah satu lembaga politik paling penting dalam sejarah Romawi Kuno. Senat berperan besar dalam berbagai periode pemerintahan Romawi, mulai dari masa Kerajaan Romawi, Republik Romawi, hingga Kekaisaran Romawi. Meskipun fungsinya mengalami perubahan seiring waktu, Senat tetap menjadi simbol utama otoritas dan pemerintahan di Romawi.

Masa Kerajaan (753–509 SM)

[sunting | sunting sumber]

Pada masa Kerajaan Romawi, Senat berfungsi sebagai dewan penasihat bagi raja. Menurut tradisi, Senat didirikan oleh Romulus, pendiri Romawi, yang memilih 100 bangsawan sebagai anggota pertama Senat. Anggota Senat ini disebut patres atau "ayah", karena mereka dipandang sebagai pelindung keluarga bangsawan terkemuka di Roma. Peran utama Senat pada periode ini adalah memberikan nasihat kepada raja, meskipun raja tidak wajib mengikuti nasihat tersebut.

Selama periode ini, Senat tidak memiliki kekuasaan eksekutif yang jelas. Namun, ketika terjadi kekosongan jabatan raja, Senat memiliki kewenangan untuk memilih interrex, atau penguasa sementara, yang bertugas hingga raja baru terpilih.

Masa Republik (509–27 SM)

[sunting | sunting sumber]

Setelah kejatuhan raja terakhir Romawi pada tahun 509 SM, Roma berubah menjadi republik, dan Senat mendapatkan kekuasaan yang jauh lebih besar. Pada masa Republik Romawi, Senat terdiri dari para patricius (bangsawan) yang dipilih dari keluarga-keluarga terkemuka di Roma. Senat memiliki kekuasaan yang sangat luas dalam urusan luar negeri, keuangan, agama, dan beberapa aspek administrasi pemerintahan.

Struktur dan Fungsi

[sunting | sunting sumber]

Senat pada masa Republik bertindak sebagai badan penasihat bagi para konsul (kepala negara terpilih) dan para magistrat lainnya. Meskipun Senat tidak secara resmi memiliki kekuasaan legislatif, rekomendasi dan keputusan Senat, yang disebut senatus consulta, biasanya diikuti oleh magistrat.

Beberapa fungsi penting Senat pada masa Republik meliputi:

  • Pengelolaan keuangan: Senat mengawasi anggaran negara, perpajakan, dan distribusi tanah.
  • Kepemimpinan agama: Senat memainkan peran penting dalam pengawasan keagamaan dan urusan suci, bekerja sama dengan para pendeta dan dewan agama.

Kekuasaan Senat memuncak selama konflik militer, terutama ketika Senat dapat menunjuk seorang diktator untuk menangani krisis. Namun, pada akhir masa Republik, pengaruh Senat mulai memudar karena persaingan politik antara para jenderal kuat, seperti Julius Caesar, yang akhirnya menandai berakhirnya Republik.

Masa Kekaisaran (27 SM–476 M)

[sunting | sunting sumber]

Pada masa Kekaisaran Romawi, peran Senat mengalami kemunduran, terutama setelah Augustus menjadi kaisar pertama pada tahun 27 SM. Meskipun Kaisar Augustus mempertahankan bentuk formal Republik dan Senat tetap berfungsi, kekuasaan sebenarnya kini terpusat di tangan kaisar.

Senat masih memiliki fungsi-fungsi tertentu, seperti pemilihan beberapa magistrat, memberikan gelar kehormatan, dan mengawasi beberapa aspek administratif dalam pemerintahan Romawi. Namun, kekuasaan militer, pengambilan keputusan penting dalam urusan luar negeri, dan kendali atas kas negara secara de facto berada di tangan kaisar.

Pada abad ke-3 M, Senat secara bertahap menjadi lembaga seremonial. Kaisar-kaisar seperti Diokletianus dan Konstantinus Agung semakin mengurangi kekuasaan Senat, yang akhirnya menjadi badan penasihat yang bersifat simbolis.

Keanggotaan

[sunting | sunting sumber]

Keanggotaan Senat berubah seiring waktu, tetapi pada umumnya, hanya pria dari keluarga bangsawan yang dapat menjadi anggota Senat. Pada masa Republik, calon senator biasanya mantan magistrat yang dipilih melalui pemilihan umum atau ditunjuk oleh sensor. Syarat keanggotaan termasuk usia minimum dan kepemilikan properti dalam jumlah besar.

Jumlah anggota Senat juga berubah-ubah dari waktu ke waktu. Pada awal Republik, terdapat sekitar 300 senator, tetapi pada masa Kekaisaran, jumlah ini bertambah menjadi 600 atau lebih, tergantung pada keputusan kaisar.

Pimpinan Senat

[sunting | sunting sumber]

Pada setiap sesi, Senat dipimpin oleh seorang magistrat senior, biasanya seorang konsul atau praetor. Namun, pada masa Kekaisaran, kaisar sering kali mengambil alih peran ini dan memimpin rapat Senat secara langsung.

Kewenangan Hukum

[sunting | sunting sumber]

Walaupun tidak memiliki kekuasaan legislatif langsung, Senat dapat memengaruhi undang-undang dengan mengeluarkan rekomendasi yang biasanya diikuti oleh magistrat. Senat juga memiliki hak untuk mengesahkan undang-undang darurat, khususnya selama krisis, meskipun kekuasaan ini juga berkurang seiring dengan meningkatnya pengaruh kaisar.

Pengaruh dan Kejatuhan

[sunting | sunting sumber]

Pada masa Republik, Senat adalah kekuatan politik paling kuat di Roma. Namun, dengan munculnya para diktator dan kaisar pada akhir masa Republik dan awal Kekaisaran, kekuasaan Senat mulai berkurang. Sejak masa Kaisar Augustus, kaisar memiliki kendali penuh atas keputusan penting, dan peran Senat menjadi lebih seremonial.

Meskipun demikian, Senat tetap bertahan sebagai simbol kekuasaan aristokrasi Romawi hingga jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 M. Di Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium), Senat masih ada hingga abad ke-6 M, meskipun pengaruhnya hampir tidak terasa.

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Abbott, Frank Frost. A History and Description of Roman Political Institutions. Ginn & Company, 1901.
  • Lintott, Andrew. The Constitution of the Roman Republic. Oxford University Press, 1999.
  • Shotter, David. The Fall of the Roman Republic. Routledge, 1994.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Webster's Revised Unabridged Dictionary (1913)
  • Brewer, E. Cobham; Dictionary of Phrase and Fable (1898).
  • McCullough, Colleen; The Grass Crown HarperCollins (1992), ISBN 0-380-71082-X
  • Wood, Reverend James, The Nuttall Encyclopædia (1907) - a work now in public domain.
  • Byrd, Robert (1995). The Senate of the Roman Republic. U.S. Government Printing Office, Senate Document 103-23.
  • Abbott, Frank Frost (1901). A History and Description of Roman Political Institutions. Elibron Classics, ISBN 0-543-92749-0.
  • Hooke, Nathaniel; The Roman History, from the Building of Rome to the Ruin of the Commonwealth, F. Rivington (Rome). Original in New York Public Library

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]
pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy