Dikasteri untuk Ajaran Iman
Istana Kantor Suci | |
Informasi Dikasteri | |
---|---|
Dibentuk | 21 Juli 1542 |
Nomenklatur sebelumnya |
|
Jenis | Dikasteri |
Kantor pusat | Palazzo del Sant'Uffizio, Roma, Italia |
Dikasteri eksekutif |
|
Dikasteri untuk Ajaran Iman adalah dikasteri tertua di antara departemen dalam Kuria Roma. Takhtanya berada di Istana Kantor Suci di Roma. Dikasteri ini didirikan untuk membela Gereja Katolik dari ajaran sesat dan merupakan badan yang bertanggung jawab untuk menyebarluaskan dan membela doktrin Katolik Roma.[1]
Sebelumnya dikenal sebagai Kongregasi Agung Romawi dan Inkuisisi Universal (1542–1908); Kongregasi Agung Kantor Suci (1908–1965); dan kemudian hingga Juni 2022, Kongregasi Ajaran Iman (CDF; Latin: Congregatio pro Doctrina Fidei). Masih secara informal dikenal sebagai Kantor Suci (Latin: Sanctum Officium) di banyak negara Katolik.[2]
Didirikan oleh Paus Paulus III pada 21 Juli 1542, satu-satunya tujuan dari dikasteri ini ialah untuk "menyebarkan doktrin Katolik yang sehat dan mempertahankan pokok-pokok tradisi Kristen yang tampaknya dalam bahaya karena doktrin baru dan tidak dapat diterima."[3]
Markas besarnya berada di Istana Kantor Suci, tepat di luar Kota Vatikan. Jemaat mempekerjakan dewan penasihat termasuk kardinal, uskup, imam, teolog awam, dan pengacara kanon. Prefek Kardinal saat ini adalah Luis Ladaria Ferrer, yang diangkat oleh Paus Fransiskus untuk masa jabatan lima tahun sejak 1 Juli 2017.[4][5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Congregation for the Doctrine of the Faith - Profile". www.vatican.va. Retrieved 16 March 2021.
- ^ "Definition of HOLY OFFICE". www.merriam-webster.com. Retrieved 8 June 2022.
- ^ "Congregation for the Doctrine of the Faith - Profile". www.vatican.va. Retrieved 16 March 2021.
- ^ "Pope names Jesuit prelate to succeed Müller at doctrine office". Crux. Catholic News Service. 1 July 2017. Retrieved 1 July 2017.
- ^ Pongratz-Lippitt, Christa (8 July 2017). "Müller hits out at Francis, says the way pope dismissed him was unacceptable". La Croix International. Retrieved 8 July 2017.